Sekapur Sirih

Selamat Datang di blog Neraca Wilayah dan Analisis Statistik -BPS Provinsi Jambi: blog info makro Provinsi Jambi terkini.

31 March 2009

Mengukur Ketimpangan Pendapatan Penduduk Jambi dengan Gini Ratio


Pemerataan pendapatan menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan. Pertumbuhan ekonomi yang selama ini dianggap sebagai salah satu indikator perbaikan ekonomi tidak bisa mengukur tingkat kesejahteraan dan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, tergantung dari mana sumber-sumber pertumbuhan itu berasal.
Terdapat beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan di suatu wilayah. Salah satu indikator yang lazim digunakan untuk menghitung ketimpangan pendapatan adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 dan 1. Ketimpangan pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Gini Ratio kurang dari 0,3 dan dikatakan ketimpangan pendapatan sedang apabila nilai Gini Ratio diantara 0,3 dan 0,5 serta dikatakan ketimpangan pendapatan yang tinggi apabila nilai Gini Ratio lebih dari 0,5.
Gini Ratio juga dapat dilihat dari kurva lorenz, dimana Gini ratio merupakan suatu ukuran kemerataan yang dihitung dengan membandingkan luas antara diagonal dan kurva lorenz dibagi dengan luas segitiga di bawah diagonal. Apabila kurva lorenz mendekati diagonal berarti pendapatan semakin merata karena nilai Gini Ratio makin kecil.
Hasil penghitungan indeks Gini Ratio dengan mengunakan data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2007 di Provinsi Jambi sebesar 0,233. Apabila dilihat per kabupaten/kota, angka indeks terbesar di kota Jambi sebesar 0,263 sedangkan angka indeks terendah di kabupaten Sarolangun sebesar 0,141. Hasil penghitungan kabupaten yang lain bila diurutkan dari ketimpangan terbesar yaitu Tanjab Barat 0,261, Merangin 0,231, Kerinci 0,230, Muaro Jambi 0,221, Tebo 0,205, Batang hari 0,194, Tanjab Timur 0,194 dan Bungo 0,180. Secara umum seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi tergolong memiliki ketimpangan pendapatan yang rendah.
Note : Penghitungan rata-rata pendapatan dengan data SUSENAS didekati dengan pengeluaran karena dikhawatirkan nilai pendapatan akan underestimate.

No comments:

Post a Comment