Sekapur Sirih

Selamat Datang di blog Neraca Wilayah dan Analisis Statistik -BPS Provinsi Jambi: blog info makro Provinsi Jambi terkini.

21 January 2012

Sampel Petani Diupayakan Ditambah

Sampel Petani Diupayakan Ditambah

Ekonomi Jambi Tumbuh 9,1 %, Tertinggi Se-Sumatera

Pertumbuhan ekonomi Jambi dari tahun ke tahun terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Jika dilihat dari Agustus 2010 ke Agustus 2011, ekonomi Jambi tumbuh 9.1 persen. Angka ini merupakan tertinggi se-Sumatera.
“Q (Triwulan II) to Q (Triwulan III) ekonomi Jambi tumbuh 3.3 persen yang merupakan tertinggi ketiga di Sumatera. Namun, jika Y (Agustus 2010) on Y (Agustus 2011) ekonomi kita tertinggi di Sumatera, yakni 9.1 persen. Setelah itu diikuti Kepulauan Riau dan Bengkulu,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Pusat Badan Statistik (BPS) Provinsi Jambi melalui stafnya Budi Kurniawan pada rilis berita resmi BPS, kemarin (7/11).
Budi menjelaskan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada triwulan III 2011 meningkat 3.3 persen dibandingkan triwulan II 2011. Peningkatan tersebut didukung hampir semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5.1 persen. Sedangkan pertumbuhan terkecil terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih, yakni sebesar 1.8 persen.
Menurut Budi, kenaikan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dikarenakan triwulan ketiga ini bertepatan dengan Ramadhan, Lebaran dana libur sekolah. “Adapun subsektor terbesar adalah perdagangan,” katanya.
Jika perekonomian Jambi diukur berdasarkan PDRB, harga berlaku pada triwulan III 2011 ini angkanya mencapai Rp 17.245,08 miliar, naik dari Rp 16.165 miliar pada triwulan II. Jika berdasarkan harga konstan 2000 juga naik, dari Rp 4.682 miliar pada triwulan II menjadi Rp 4.838 miliar pada triwulan III. Kenaikan sebesar 3.3 persen ini merupakan kenaikan ketiga se Sumatera. Setelah Sumatera Selatan tumbuh 5.37 persen dan Sumatera Utara 3.55 persen.
Secara makro, kata Budi, ekonomi Jambi tumbuh cukup sehat dan cukup menggembirakan, walaupun dari sisi penggunaan, PDRB Jambi masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, yakni 58.7 persen. “Memang didominasi pengeluaran rumah tangga, namun angka itu telah turun dari 64.6 persen pada triwulan III 2010 menjadi 58.7 persen pada triwulan III 2011. Konsumsi pemerintah pun juga berkurang dari 17.8 menjadi 16.8 persen,” terangnya.
Meski berdasarkan persentasenya berkurang, namun Budi tidak menapik, jika dihitung nilainya, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dari triwulan II 2011 naik pada triwulan III 2011. “Nilainya memang naik, tapi dalam hal ini kita menghitung persentasenya. Kenaikan itu lebih disebabkan faktor harga barang yang naik,” ujarnya.
Dijelaskan Budi pula, alasan ekonomi Jambi dapat dikatakan sehat ditandai oleh laju pertumbuhan ekspor yang tinggi dan nilai ekspor netto yang positif. Peningkatan peran komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMBT) yang diikuti oleh laju pertumbuhan serta menurunnya peran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
“Ini menandakan saat ini swasta mulai menunjukan perannya pada perekonomian Jambi. Terbukti dengan meningkatnya Pembentukan Modal Tetap Bruto yang menunjukan iklim investasi di Jambi semakin baik,” tambahnya.
Namun secara riil, Budi mengakui, ekonomi Jambi masih tergantung dengan Minyak dan Gas (Migas). Hal ini bisa dilihat dari PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III 2011 yang bila dibandingkan dengan triwulan III 2010 (y-on-y) tumbuh sebesar 7.6 persen tanpa migas dan 9.1 persen dengan migas. “Secara makro kita sehat, namun secara riil kita masih tergantung dengan migas,” tegas Budi.
Pertumbuhan ekonomi ini diikuti pula oleh menurunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jambi. Pada Agustus 2011 turun menjadi 4.02 persen dari 5.39 persen pada Agustus 2010. Sementara itu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik menjadi 67.67 dari 65.78 pada Agustus 2010.
“TPT Jambi ini lebih rendah dari Nasional. Jambi 4.02 sedangkan Nasional 6.56,” kata Budi. Walau demikian Budi mengakui, jika dibandingkan pada triwulan II 2011, TPT Jambi memang naik yakni dari 3.85 menjadi 4.2 pada Triwulan III.
Pakar Ekonomi dari Universitas Jambi Profesor Amri Amir, menilai pertumbuhan ekonomi Jambi saat ini yang sangat bagus dan fantastis. Walaupun tanpa migas, pertumbuhan ekonomi menjadi tetap bagus dan menggembirakan apalagi dikurangi dengan turunnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
“Ini adalah kabar yang menggembirakan. Artinya pertumbuhan ekonomi berkualitas dan bagus terbukti dengan angka penggangguran yang berkurang. Walaupun dari Februari ke Agustus 2011 meningkat, tapi itu bukan indikatornya. Angka tersebut tentu di luar target Nasional,” ungkap calon raktor Universitas Jambi (Unja) ini saat dihubungi via telepon.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Unja ini berharap pertumbuhan tersebut terus menunjukan angka yang menggembirakan sampai Desember 2011 nanti. “Memang semuanya perlu dicek kembali, tapi jika dilihat dari data seperti TPT yang menurun, Jambi yang mengalami deflasi, penggunaan konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang menurun, ekspor yang positif serta investasi yang baik, artinya ekonomi Jambi sangat fantastis,” pungkasnya.
JAMBI INDEPENDEN (REY)
SELASA, 08 NOVEMBER 2011 12:16